Thursday, April 8, 2010

berdinamika

Percakapan yang renyah, hangat, ceria
tadi malam
penuh tawa
tapi tak tahu apakah itu juga yang terjadi jauh di lubuk hati
Pikiran jauh melayang
ketika sedang melebur dalam kehangatan dan keceriaan canda tawa
jauh melayang, hinggap padamu
padamu yang kini entah sedang apa, padamu yang mungkin sedang tidak memikirkanku balik
Dimensi pikir yang saat ini tersegmentasi
terpisah-pisah
antara lebur dalam tawa,
meratap dalam harap,
teringat tawa kala itu,
serta dorongan hebat umtuk menyerah dalam ikhlas

yang sekarang mungkin lebih bisa menjagamu,
mengontrolmu,
menghidupimu,
sebaya denganmu,
membahagiakanmu,
dan mungkin memang yang terbaik untukmu
analisisku mungkin hanya sedalam parit depan rumah
atau sedalam jarak antara mulut gelas dengan dasarnya
tak mendalam seperti lautan lepas di selatan pulau jawa sana

Tak habis pikirku dipenuhi pertanyaan tak jauh dari topik akan kamu
mungkin salahku yang terlampau berharap
maka kini aku harus mengurangi kesalahan itu

menatap kedepan, tapi tak harus lurus karna yang aku tau hidup ini tak lurus, tapi penuh liku-liku
Tak perlu berjalan selalu tegak, karna aku tau banyak rumput dibawah sana yang sering memberi sugesti baik untukku
Karena sejatinya hidup, berjalan pun harus tetap ingat kanan kiri atas bawah

Hidupku berdinamika
merasakan senang, lalu bahagia teramat sangat, lalu sedih tangis meratap dan tersungkur teramat perih
Lalu seketika terang datang, walau tak seterang lampu neon, tapi aku tau ia pasti datang
ia yang adalah terang
Dari kesemuanya itu, mungkin satu yang harus kupegang teguh,
tetaplah sabar lalu hadapi dengan dewasa
akupun tak tau pasti apa arti dewasa, mungkin dewasa tak lebih baik dari yang belum dewasa
Oh iyaa, mungkin lebih tepatnya bijaksana..
iyaa itu, bijaksana!

refleksi dari sebuah percakapan hangat, renyah, serenyah orkes kerupuk yang terjadi..
070410

No comments:

Post a Comment